Sabtu, 30 Agustus 2008

"Dajjal Akan Muncul Saat Kita Lupa"

"Dajjal Akan Muncul Saat Kita Lupa"


imageUmur ummat Islam tinggal beberapa tahun lagi.
imageKiamat akan segera tiba. Begitu tema yang sering diceramahkan muballigh muda, Muhammad Ihsan Arlansyah Tanjung (42). Tema Ma'rifatuz Zamaan atau Mengenal [tanda-tanda] Zaman itu disebarluaskan terus oleh Ihsan dengan "berpegang pada Al-Quran dan hadits-hadits shahih," tukasnya.

Salah satu contohnya adalah Al-Quran Surat Muhammad ayat 8, "Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat, (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba. Karena sesungguhnya telah datang syarat-syaratnya."

Sedangkan syarat atau tanda-tanda (kecil) kiamat di antaranya tercantum dalam Hadits Riwayat Muslim dari ‘Umar bin Khaththab Radhiallaahu 'anhu, yang diriwayatkan pula oleh Ahmad dari Ibnu ‘Abbas. Bunyinya, "Apabila budak perempuan melahirkan tuannya, dan ketika penggembala kambing yang telanjang kaki serta kekurangan pakaian tinggal di gedung-gedung tinggi.."

Apakah fenomena di atas sudah terjadi saat ini?
"Sekarang ini, anak yang kurang ajar dan suka ngatur orangtua tidak cuma ada di Barat. Di negeri kita yang mayoritas Muslim pun terjadi, anak menyuruh ibunya begini-begitu. Seolah-olah anak itulah tuan, dan si ibu menjadi hamba sahaya," jelas Ihsan.

Tanda-tanda lainnya adalah imraatus sibyaan (kekuasaan di tangan anak-anak). Itu bisa berarti bahwa penguasa di rumah tangga adalah anak-anak, bukan lagi orangtua. Atau, yang menjadi penguasa di masyarakat adalah orang yang berkarakter kekanak-kanakan.

Selain itu, maraknya pemutusan silaturahim antar sesama Muslim. Manusia masa kini rajin menggunakan telepon tetapi untuk urusan bisnis, bukan menelepon orangtua atau saudara. Alasannya sibuk, cari duit. Padahal kata Rasulullah, barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan diperpanjang umurnya, maka bersilaturahimlah. "Lucu kan jadinya. Kita sibuk cari duit tetapi justeru memutus silaturahim," ujar muballigh yang setiap Senin ba'da Subuh membahas "Tafsir Fii Zhilaalil Qur'an" karya Sayyid Quthb, di RCTI.

Apa dan bagaimana huru-hara akhir zaman itu? Kapan akan terjadinya?
Ihsan Tandjung menguraikan panjang lebar hasil bacaannya dari berbagai kitab kepada wartawan Majalah Hidayatullah, Pambudi Utomo, dan kontributor Nuim Hidayat. Selamat mencermati.

Melihat fenomena yang terjadi di tengah masyarakat sekarang ini, tampaknya tanda-tanda kiamat atau akhir zaman sudah terjadi semua ya?
Belum semua. Sudah kira-kira 95 persen, jadi masih ada 5 persen yang belum terjadi.

Kapan akhir zaman itu tiba?
Semenjak diutusnya Muhammad bin Abdullah menjadi Nabi, Allah Subhaanahu wa ta'ala sudah menvonis bahwa ummat beliau adalah ummat akhir zaman. Jadi pengertian akhir zaman itu sudah sejak diutusnya Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam (Saw) yang merupakan Nabi terakhir. Kenyataan bahwa kita adalah ummat akhir zaman menunjukkan bahwa kita saat ini hidup di akhir zaman.

Menurut hadits shahih, masa akhir zaman ini terbagi menjadi lima. Pertama, masa kenabian, saat Rasulullah masih hidup. Kedua, masa Khulafaur Rasyidin, mulai Abubakar, Umar, Usman, dan Ali. Ketiga, masa raja-raja menggigit (maalikan 'adhan), yaitu masa setelah wafatnya Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu sampai runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniyah (1924). Keempat, masa maalikan jabariyan (penguasa diktator). Kelima, masa kembalinya sistem khilafah.

Saat ini kita hidup di masa yang mana?
Sekarang masa penguasa diktator, dan sedang hot-hot-nya. Ummat Islam sedang kalah. Tetapi itu memang sudah sunatullah, bahwa ada kalanya menang, ada kalanya kalah. Kita pun harus optimis, akan tiba waktunya ummat Islam memperoleh kemenangan.

Kelak penguasa diktator itu bisa dikalahkan kaum Muslimin?
Begitulah menurut hadits. Kita akan berperang melawan Yahudi, dan Yahudi akan hancur. Yahudi akan diburu sampai manapun, sampai-sampai pohon dan batu pun bicara, "Hai kaum Muslimin, di belakangku ada Yahudi yang bersembunyi!" Kecuali pohon gharqad (semacam kaktus) yang merupakan pohon Yahudi. Jangan heran, sekarang pohon gharqad itu banyak ditanam oleh orang-orang Israel, untuk berlindung dari serangan kaum Muslimin.

Yang dimaksud Yahudi itu khusus di Israel atau juga termasuk di Amerika Serikat (AS)?
Yang pasti Yahudi Israel. Kalaupun kemudian Yahudi-Amerika pindah ke Israel, wallahu a'lam. Dan Yahudi yang pindah ke Israel itu berarti menyatakan diri sebagai musuh ummat Islam.

Dalam sebuah hadits diriwayatkan, sebelum akhir zaman tiba, kaum Muslimin akan berdamai dengan Bangsa Rum. Siapa yang dimaksud Rum itu?
Saya cenderung menafsirkan Bangsa Rum adalah Eropa. Alasannya bersifat historis. Ummat Islam atau Bangsa Arab diapit oleh dua peradaban besar, yaitu peradaban Barat (Romawi) dan Timur (Persia). Peradaban Barat dipengaruhi oleh tadisi-tradisi ahli kitab (Yahudi maupun Nasrani). Timur dipengaruhi oleh kemusyrikan dan paganisme. Memang, sekarang ada perluasan akibat globalisasi. Pengertian Timur tidak lagi hanya Persia, tetapi juga China, India, dan lainnya. Mereka kategorinya bukan ahli kitab tetapi disebut al-Adyaan al-Ardhiyah atau agama-agama bumi yang banyak sekali dan didominasi paganisme.

Apakah sekarang perdamaian itu sudah berlangsung?
Sekarang sedang berjalan, meski semu. Kenapa?

Karena yang kini memimpin dunia bukan amiirul mu'miniin. Pemimpinnya adalah kalangan Rum, yang mengandalkan tradisi yang campur aduk dengan kebatilan sehingga muncul kezhaliman dan ketidakadilan. Jadi, perdamaian yang sekarang terjadi lebih tepat diartikan sebagai "kesepakatan untuk tidak berperang". Ini terjadi sejak berakhirnya penjajahan resmi oleh Bangsa Rum terhadap negeri-negeri kaum Muslimin.

Tampaknya ada kontradiksi. Kaum Muslimin berdamai dengan Bangsa Rum, tetapi saat ini Rum justru dekat dengan musuh abadi ummat Islam yaitu Yahudi?
Bukan dekat, tetapi pengertian tentang Bangsa Rum sendiri memang sudah campur aduk. Ada Nasrani dan Yahudi-nya sehingga sering disebut Judeo-Christian civilization (peradaban Yahudi-Nasrani).

Ada pula hadits yang menyatakan, di akhir zaman, Iraq akan diboikot oleh Bangsa Rum. Itukah yang terjadi saat ini?
Ya, sudah dan sedang berjalan.

Apa yang akan terjadi setelah itu?
Kalau mau dirangkai secara kronologis, cukup sulit ya. Tetapi di antara tanda-tanda menjelang batas akhir tanda kecil adalah mengeringnya sungai Eufrat dan ditemukannya gunung emas di bawah sungai itu. Nanti akan berduyun-duyun pasukan dari berbagai bangsa untuk memperebutkan emas itu. Setiap seratus manusia datang, 99 di antaranya tewas karena berebut emas. Dan Rasulullah Saw melarang kaum Muslimin ikut dalam perebutan itu.

Apakah itu berupa serangan AS dan sekutu nya terhadap Iraq, seperti yang terjadi beberapa saat lalu?
Kalau itu berebut minyak atau emas hitam.

Jadi kelak akan ditemukan emas dalam arti yang sebenarnya, bukan emas hitam?
Saya meyakini itu memang emas yang sebenarnya. Isyarat Nabi tidak cuma bersifat maknawi tapi juga hakiki. Seperti isyarat akan munculnya Imam Mahdi, saya yakin itu bukan kiasan. Sosok Imam Mahdi memang ada. Begitu juga hadits tentang Dajjal. Dajjal adalah oknum atau person. Saat ini oknum Dajjal belum muncul, meskipun sistem dajjal sudah bisa kita rasakan.

Apa sistem dajjal itu?
Sistem dajjal adalah sistem kepalsuan, seperti yang berlaku sekarang ini. Orang menyebutnya sebagai The New World Order (Tata Dunia Baru), meskipun kenyataannya malah tidak ada tatanan. Yang disebut pejuang hak asasi manusia justru mereka yang sebenarnya teroris. Sedangkan mereka yang dituduh teroris justru sebenarnya orang yang mulia di mata Allah Swt.

Apakah yang Anda maksud dengan sistem dajjal itu adalah tatanan kehidupan yang kini dikomandani oleh AS?
Ya. Itu tercermin dalam lembaran uang satu dollar AS. Bagian depan uang itu bergambar Presiden AS pertama George Washington, bagian belakang bergambar piramid yang terpotong. Letak gambar piramid ada di belakang, sebagai isyarat bahwa di belakang AS itu ada kekuatan lain.

Di atas piramid ada segitiga bergambar mata satu. Di atasnya ada tulisan annuit coeptis (semoga dia senang dengan proyek ini). "Dia" yang dimaksud adalah si Mata Satu. Di bawahnya ada tulisan novus ordo seclorum (tatanan dunia baru). Artinya, ummat seluruh dunia diharapkan masuk dalam proyek tatanan dunia baru dan menerima kepemimpinan si Mata Satu.

Orang yang familier dengan hadits-hadits Rasulullah akan paham bahwa yang dimaksud si Mata Satu adalah Dajjal.

Kapan sosok Dajjal akan muncul?
Dajjal sudah ada sejak zaman Rasulullah Saw. Hal ini dijelaskan dalam se buah hadits shahih yang panjang, diriwayatkan oleh Muslim dari Fathimah binti Qais. Ada seorang pengembara Nasrani yang terdampar di sebuah pantai, ia turun dari kapalnya kemudian bertemu dengan binatang aneh. Binatang itu mengantarkannya ke sebuah biara.

Di biara ada seorang lelaki yang terpasung. Si terpasung langsung bertanya, "Apakah sungai Tiberia sudah mengering?Apakah sudah muncul seorang lelaki yang bernama Muhammad yang disebut sebagai Nabi akhir zaman? Apakah lelaki itu sudah diusir oleh penduduk di negerinya sendiri?"
Pengembara Nasrani itu penasaran, kemudian dia menelusuri Jazirah Arab untuk mencari lelaki yang dimaksud. Dia pun bertemu Muhammad Saw. Dia bertanya kepada Nabi, "Siapa orang yang dipasung itu?"

Nabi kemudian menyatakan bahwa lelaki itu adalah Dajjal. Namun Dajjal tidak akan muncul sebelum Imam Mahdi keluar.

Kapan Imam Mahdi keluar?
Menurut Rasulullah Saw, salah satu tandanya adalah meninggal atau terbunuhnya seorang khali fah. Namun kekhalifahan sekarang kan sudah tidak ada. Menurut saya, khalifah yang dimaksud itu adalah seorang pemimpin negeri Muslim yang sangat nyata. Amin Muhammad Jamaluddin, penulis buku "Umur Ummat Islam" asal Mesir, menafsirkannya sebagai pemimpin Kerajaan Arab Saudi. Kalau memang betul itu, berarti sudah dekat.

Anda setuju dengan pendapat itu?
Tidak setuju sepenuhnya. Saya look and see aja. Tetapi saya yakin bahwa hadits yang menyatakan wafatnya khalifah itu memang benar. Menurut hadits itu, kelak Al-Mahdi akan muncul lalu dibaiat oleh sekelompok pemuda di Ka'bah. Penguasa semenanjung Arab akan langsung mengirim pasukan untuk menangkap para pemuda itu. Tetapi pasukan itu akan dibenamkan ke dalam bumi oleh Allah Swt, kecuali dua orang saja.

Keduanya sengaja diselamatkan agar bisa menceritakan kepada publik bahwa teman-teman mereka telah tenggelam ke dalam bumi. Begitu kabar ini tersiar, semua Mu'min yang paham hadits-hadits shahih tentang munculnya Al-Mahdi akan sadar bahwa Imam Mahdi telah muncul. Mereka akan berbondong-bondong untuk berbaiat.

Bagaimana jika dihubungkan dengan umur ummat Islam?
Menurut Muhammad Amin Jamaluddin, ketika dia menafsirkan beberapa hadits mengenai umur ummat Yahudi, Kristen, ummat Islam, diisyaratkan umur ummat Islam itu 1500 tahun. Sekarang sudah 1424 Hijriah, jadi tinggal 76 tahun lagi. Itu belum dipotong waktu perjuangan Muhammad ketika di Makkah, yang memakan waktu 13 tahun. Jadi umur ummat Islam tinggal kira-kira 63 tahun.

Nah, kalau masa kekhalifahan di akhir zaman --yang menurut hadits akan berlangsung 40 tahun-- terjadi pada masa damai, maka huru-hara besar itu akan terjadi dalam kurun waktu kurang dari 23 tahun ke depan ini. Kemunculan khilafah akan didahului oleh terjadinya huru-hara, dimana kaum Muslimin berada di bawah komando Imam Mahdi.

Kemunculan Imam Mahdi juga akan ditandai dengan munculnya bintang berekor atau komet. Menurut yang saya dengar dari para astronom, komet akan muncul tahun 2022. Jadi kalau pada saat itu muncul Imam Mahdi, sebuah perhitungan yang sangat mungkin. Bisa jadi kemunculan Imam Mahdi justru akan lebih cepat daripada itu.

Apa ciri-ciri khusus Imam Mahdi itu?
Menurut Rasulullah Saw, namanya seperti nama Rasulullah dan ayahnya pun sama dengan ayah Rasulullah. Ia juga disebut-sebut ngomongnya kurang lancar, sehingga kalau bicara harus menepuk pahanya dulu. Apakah itu berarti ia gagap, wallahu a'lam.

Saat muncul, Imam Mahdi berusia berapa?
Kira-kira seusia Nabi ketika pertama kali perang. Rasulullah pertama kali perang ketika usianya sekitar 55 tahun, Perang Badar.

Kalau begitu, saat ini sebenarnya Imam Mahdi sudah ada ya?
Ya, sudah ada, tapi oleh Allah Swt belum dimunculkan. Kalau sekarang kita tidak tahu Imam Mahdi itu siapa, bukan hal yang aneh, karena memang ia fenomena yang akan muncul mendadak.

Bukankah sudah ada beberapa orang yang mengaku sebagai Imam Mahdi?
Tidak bisa. Imam Mahdi itu dibaiat oleh 313 pemuda di Ka'bah. Jumlah itu sama dengan pasukan Perang Badar. Baiatnya bersifat terbuka, meskipun sebenarnya Imam Mahdi enggan dijadikan pemimpin. Kalau ada yang mengaku-aku Imam Mahdi, itu omong kosong.

Apakah kelak Imam Mahdi akan memimpin kekhalifahan Islam?
Ya. Sebelum itu ia akan memimpin beberapa peperangan dalam rangka meruntuhkan Tatanan Dunia Baru ini. Perang meruntuhkan maalikan jabariyan (penguasa diktator) ini dimaksudkan untuk mewujudkan The Next World Order (Tatanan Dunia Kelak).

Peperangan apa saja itu?
Ada empat perang besar. Pertama, perang melawan penguasa semenanjung Arab. Kaum Muslimin menang. Kedua, perang melawan penguasa zhalim Persia, juga menang. Ketiga, pe rang melawan Rum atau Eropa, juga menang. Terakhir perang melawan Dajjal dan 70 ribu tentara Yahudi.

Ketika Imam Mahdi sedang berkonsolidasi di Damaskus (Suriah), waktu shalat Shubuh tiba. Iqamat dikumandangkan, lalu Imam Mahdi hendak maju menjadi imam. Muncul tanda besar kedua akan terjadinya hari kiamat, yaitu Isa ‘Alaihissallam (As) turun di Menara Putih, masjid sebelah timur Damaskus.

Imam Mahdi memohon agar Isa yang menjadi imam shalat. Namun Isa As menolak, "Demi Allah, inilah kelebihan ummat Muhammad, sebagian engkau menjadi pemimpin sebagian ummat lainnya. Engkau pemimpin ummat ini, Imam Mahdi, Engkau yang memimpin shalat. Aku menjadi ma'mum."

Sesudah shalat, mereka bertolak menuju hari bertemunya dua pasukan. Yaitu pasukan kaum Muslimin yang dipimpin Imam Mahdi dan Nabi Isa As, melawan pasukan Yahudi yang dipimpin Dajjal.

Perang ini terjadi dimana?
Persisnya saya tidak tahu, tetapi tidak jauh dari Baitul Maqdis. Menurut hadits, ketik a melihat Isa As dari kejauhan, Dajjal "mengkerut" lalu berusaha kabur. Ia dikejar terus oleh Nabi Isa sampai akhirnya terbunuh di pintu Lod, salah satu pintu masuk ke Baitul Maqdis. Dajjal tewas tertusuk tombak. Nabi Isa As lalu mengangkat tinggi-tinggi tombak itu, supaya orang-orang yang selama ini percaya pada Dajjal dan menganggapnya sebagai Tuhan, menyadari bahwa sikap itu keliru.

Kekhalifahan nanti pusatnya dimana?
Pusatnya di Baitul Maqdis.

Setelah umur ummat Islam berakhir, apa yang terjadi kemudian?
Menurut hadits, setelah khilafah berdiri, kemakmuran akan terjadi dimana-mana. Pada masa itu tetap ada orang kafir, sampai pada masa tertentu Allah Swt mendatangkan tanda akhir zaman, yaitu hembusan angin sepoi-sepoi dari arah Yaman (selatan). Itu terjadi setelah wafatnya Isa Ibnu Maryam. Semua orang Islam, hatta yang hanya punya keimanan sebiji zarah, akan menghirup udara itu dan meninggal dengan damai. Ya sudah, selesai. Berakhi rlah umur ummat Islam.

Di dunia tinggal ummat yang kafir 24 karat. Terjadilah kekacauan dan kehancuran luar biasa, karena tidak ada lagi amar ma'ruf nahiy munkar. Nabi menggambarkan, saat itu manusia tak akan malu-malu bersenggama seperti keledai di jalanan. Makkah dan Madinah dihancurkan, sehingga datanglah kiamat yang mengerikan. Alhamdulillah, ummat Islam tidak akan mengalami fase penghancuran yang amat mengerikan itu.

Tidak banyak ulama atau ustadz yang concern bicara tentang tema akhir zaman. Ihsan Tandjung pun menyadari hal itu. Bahkan ia kerap mendengar celoteh masyarakat, yang mengungkapkan ketidaksukaannya kepada muballigh yang bicara tentang akhir zaman, syurga, dan neraka. "Masyarakat kita menganggap kehidupan akhir zaman sebagai hal yang tidak penting," Ihsan menyimpulkan.

Meski begitu, Ihsan tetap percaya diri untuk terus maju. Imam Mahdi, Dajjal, Armageddon, kiamat, adalah kosakata yang kerap meluncur dari bibirnya ketika ceramah. "M asyarakat harus terus diingatkan," alasannya.

Ihsan juga terus mengingatkan agar kaum Muslimin waspada terhadap fitnah kaum Yahudi yang mengepung dari segala penjuru. "Dunia saat ini memang sangat tidak ramah terhadap nilai-nilai keimanan," ujarnya sewaktu ceramah di sebuah instansi pemerintah di Jakarta.

Konflik kaum Muslimin dengan Yahudi memang sudah sunnatullah. Ihsan menyebutnya sebagai sunnah at-tadafu' al-insany (ketentuan Ilahi berupa pergolakan antarmanusia). "Konflik antara ummat Islam dan Yahudi adalah konflik hakiki," kata penulis buku "Pertarungan Abadi" ini.

Selain tema-tema memahami zaman, Ihsan juga rajin menyerukan digalangnya ukhuwwah antar harakah Islam. Menurutnya, jika kita menghayati desain besar Allah untuk mengakhiri zaman ini, maka berbagai friksi dan ketegangan yang terjadi di antara gerakan Islam menjadi kurang relevan. "Kita harus semakin rajin merapatkan barisan, seperti pada shalat berjama'ah," katanya.

Menurut Anda, kenapa tema tentang akhir zaman kurang disukai oleh masyarakat?
Tidak aneh, sebab itu sudah diisyaratkan Nabi sejak berabad-abad yang lalu. Kata Rasulullah Saw, "Dajjal tidak akan muncul sebelum ummat manusia lupa membicarakan Dajjal dan imam-imam di mimbar pun tidak menerangkan lagi tentang Dajjal."

Rasulullah juga sudah menganjurkan agar kita berdoa usai membaca tahiyat akhir di setiap shalat, seperti diriwayatkan Imam Bukhari. Isi doa itu adalah permohonan agar kita terhindar dari fitnah jahanam, fitnah dunia, dan fitnah Dajjal. Sayang, ummat Islam sering mengabaika n masalah ini.

Kenapa Anda concern bicara tentang tema ini?
Huru-hara akhir zaman itu sudah sangat dekat. Ummat harus diingatkan. Kalau tidak, saya khawatir mereka tidak sanggup mengantisipasi huru-hara atau munculnya Imam Mahdi itu. Misalnya, bila nanti Imam Mahdi muncul, mereka tidak bergabung tetapi malah mencaci maki. Bisa saja nanti CNN akan memberitakan bahwa Imam Mahdi itu seorang teroris. Kalau kita ikut-ikutan, kan repot.

Selama ini, tema akhir zaman biasanya cuma menjadi serpihan-serpihan lepas dari tema yang lain. Padahal Nabi telah menjelaskan kepada kita akan adanya grand design dari Allah. Mestinya ummat berlomba-lomba untuk menyesuaikan diri dengan grand design itu, yang pasti akan tetap berjalan terlepas apakah kita setuju atau tidak.

Kita jangan cuma mengandalkan otak sendiri dalam merancang perjuangan. Kekalahan ummat Islam saat ini sudah amat parah, bagaimana otak kita akan mengalahkan musuh?
Kalau kita di suruh membuat pesawat F-16, belum tentu dalam waktu 100 tahun bisa. Tentu saja kita tidak boleh menjadi fatalis. Kita harus berbuat semaksimal mungkin. Dan ada satu momentum yang harus diantisipasi. Begitu momentum itu datang, namun kita tolak, maka berarti kita kehilangan peluang untuk menjemput kemenangan. Kita harus terlibat di dalamnya.

Ada sebagian orang berpendapat, hadits-hadits tentang akhir zaman itu derajatnya tidak sampai mutawatir. Bagaimana menurut Anda?
Saya ini bukan ahli hadits ya. Tetapi tanda-tanda akhir zaman yang ditulis para ulama rasa-rasanya tidak pernah luput membahas tentang Imam Mahdi.

Apa yang seharusnya dilakukan ulama, berkaitan dengan huru-hara akhir zaman?
Mestinya para ulama banyak berbicara tentang ini, harus bisa menjadi sumber ilmu bagi kita. Anehnya, justru orang yang menulis buku-buku akhir zaman berasal dari orang teknik. Misalnya Amin Muhammad Jamaluddin, penulis buku "Umur Ummat Islam", berlatar belakang insinyur. Belakangan ia baru menempuh S-2 di Fakultas Da'wah Universitas Al-Azhar, Kairo. Bukunya itu betul-betul spektakuler dan menjadi best-seller.

Kenapa bukan ulama yang menulis itu?
Jangan-jangan ini sebuah isyarat bahwa kelak ketika Imam Mahdi datang, beberapa ulama akan menolak sebagaimana pendeta-pendeta Yahudi-Nasrani menolak Nabi Muhammad. Tidak mustahil pula ada aktivis harakah yang akan menolak kedatangan Imam Mahdi itu. Dan sebaliknya, orang Islam yang saat ini masih bergelimang kemaksiatan tidak mustahil bisa menjadi prajurit-prajurit yang bergabung dalam barisan Imam Mahdi. Beragama itu bukan urusan ilmu semata, tapi juga amal.

Anda pernah mendiskusikan dengan para ulama tentang kekhawatiran di atas?
Secara formal belum.

Anda berencana melakukannya suatu saat?
Pasti. Tapi tunggu dulu lah, sebab sebagian mereka sekarang sedang sibuk menyongsong 2004 (sambil tersenyum). Nanti kalau suasananya sudah adem.

Dengan tema ceramah futuristik tentang akhir zaman, apakah pernah ada orang yang menilai Anda sebagai ustadz yang suka menjadi pengkhayal?
Alhamdulillah belum ada. Tetapi banyak yang bertanya, misalnya tentang kemunculan Isa Al-Masih. Bukankah ini bertentangan dengan dalil Al-Quran yang menyatakan bahwa Muhammad adalah Nabi terakhir? Tidak, karena Isa As nanti datang tidak menjadi Nabi yang membawa kitab baru. Ia menyempurnakan tugas yang belum sempat dikerjakan dulu, yaitu mengajak kembali ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) untuk masuk Islam.

Ada pula sunnah yang belum dikerjakan Isa As, yaitu menikah. Padahal beliau kan pengikut syariat Muhammad. Ada beberapa hadits shahih yang berisi tentang Isa as akan menikah.

Isa As akan turun dalam usia 33 tahun, persis seperti usia ketika dia dulu diangkat Allah Swt ribuan tahun lalu. Ibarat tape recorder, Isa as sekarang ini sedang "pause", nanti turun akan "play" lagi. Kelak, menurut hadits, Isa As akan wafat dan dimakamkan di dekat pemakaman Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar di Masjid Nabawi. Saat ini tempat itu masih kosong, dan memang disediakan untuk Nabi Isa As.

Ihsan Tandjung dilahirkan di Kualalumpur (Malaysia), 24 Agustus 1961. Masa kecil sampai remaja bungsu dari lima bersaudara ini banyak dihabiskan di luar negeri. Maklum, ayahnya, Zainal Arifin Tandjung (almarhum) adalah seorang diplomat. Ibunya, Zulhana Nasution. Keluarga diplomat ini baru bisa tinggal tetap di Jakarta setelah sang kepala keluarga pensiun. Saat itu Ihsan duduk di bangku SMA. Lulus sekolah lanjutan atas, Ihsan melanjutkan kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Selama di kampus, pria ramah ini banyak terlibat dalam kegiatan keruhanian. Namun, karena semakin gelisah berhadapan dengan ilmu psikologi yang sudah banyak dipengaruhi pemikiran sekuler dan atheis, Ihsan berhenti kuliah. Ia menekuni bahasa Inggris di universitas yang sama, dan bahasa Arab di LIPIA, Jakarta.

Pada tahun 1984, Ihsan kerap mengisi pembinaan ruhani pelajar SMA di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Sejak itulah ia terbiasa tampil di atas mimbar. Bahkan kemudian Ihsan sering diundang ceramah ke luar negeri.

Saat ini wajahnya kerap menghiasi layar televisi. Bagi pelanggan Al-Quran Seluler via telepon genggam, suaranya tentu tak asing lagi. Sebuah situs berita di internet bernama Eramuslim juga memintanya menjadi konsultan keluarga. "Yang ini lebih banyak ditangani istri saya," kata suami Siti Aisyah Nurmi Bachtiar ini.

Kini jadwal ceramahnya semakin padat. Tak jarang, dia sudah harus meninggalkan rumah sebelum Shubuh untuk mengisi ceramah. Bulan Ramadhan mendatang, jadualnya sudah full. Ketika Hidayatullah mewawancarainya, Ihsan secara berurutan dalam sehari harus mengisi pengajian di tiga tempat yang berbeda. Di sela-sela acara itu, Ihsan menyempatkan pulang sejenak untuk "menyapa" keluarganya. Baru kemudian berangkat ceramah lagi.

Ihsan Tandjung tinggal di Kelapa Dua, Depok (Jawa Barat), bersama istri dan sembilan anak yang sangat dicintai dan mencintainya.

Jadwal ceramah Anda cukup padat. Apakah tidak pernah merasa letih untuk berda'wah?
Kalau letih fisik ya jelas dong. Tetapi letih dalam arti mental, alhamdulillah tidak. Bagi saya, da'wah adalah kegiatan yang sudah melekat dalam hidup.

Apa resepnya agar tetap bersemangat di jalan da'wah?
Terus membuka mata dan telinga. Akan tampak jelas di depan saya, kondisi masyarakat sangat memprihatinkan. Itu membuat saya berpikir, ternyata da'wah kita ini belum apa-apa. Malah saat ini aktivis da'wah dituduh menjadi teroris.

Anda juga aktif berda'wah di luar negeri. Punya pengalaman yang mengesankan?
Banyak. Orang-orang Islam di luar negeri ramah-ramah. Saya pernah bertemu orang Turki di sebuah masjid di Jerman. Ketika dia tahu bahwa saya orang Indonesia, dia langsung mengajak saya ke sebuah ruangan. Dia menunjukkan peta wilayah kekhalifahan Turki Utsmany yang membentang dari Maroko (Afrika) sampai Maluku (Indonesia). "Inilah wilayah kita, tapi dulu," begitu katanya.

Ketika di Arizona (AS), saya ketemu dengan seorang pemuda yang mengaku lahir di Palestina. Saya memperkenalkan diri dengan nama panggilan di rumah, yaitu Abu Izzuddin. Karena salah satu anak saya bernama Izzuddin Al-Qassam. Dia langsung memeluk saya, erat sekali. "Ketika Anda menyebut nama salah seorang tokoh pejuang yang betul-betul membela Palestina, saya jadi yakin bahwa orang seperti Anda inilah yang akan ikut membebaskan Palestina," katanya.

Ada pengalaman yang tidak menyenangkan?
Ada, masih di AS, sekitar tahun 1994. Saya diundang ceramah di Islamic Centre oleh orang Malaysia di sana. Dia berkata, "Maaf Ustadz, yang dengerin ceramah cuma orang Indonesia." "Kenapa?" saya tanya. "Kalau kita mengadakan acara pengajian terbuka, Muslim dari berbagai negara pasti datang kecuali dari I ndonesia. Kalau ustadznya dari Indonesia dan undangannya dikhususkan untuk orang Indonesia, insya Allah mereka akan datang." Kenapa bisa begitu? Dia menjawab, "Karena orang Indonesia jarang ke masjid."

Rupanya, orang Indonesia kalau kumpul ya sesama orang Indonesia saja. Itupun tidak di masjid. Menurut pandangan teman Malaysia itu, orang Indonesia di luar negeri seperti katak dalam tempurung. Ini fenomena yang memang sering saya jumpai. Kalau kita ke Islamic Centre atau masjid, kita akan mudah menjumpai kaum Muslimin dari Arab, Mesir, Pakistan, Bangladesh, tetapi jarang menemui orang Indonesia. Ini sekaligus kritik kepada para da'i, termasuk saya. Kita harus lebih gencar menyerukan kepada orang Indonesia ini agar gemar shalat di masjid.

Senin, 25 Agustus 2008

Kehidupan Yesus di Mata Sutradara Muslim Iran.

Senin, 25-08-2008, 10:30 am.

Image“Ini Yesus,” kata seorang pria
Yesus, yang ditunjuk pun duduk di samping Nader Talebzadeh. Nader sendiri ialah sutradara Iran yang saat ini membesut film “Jesus Spirit of God”, film terbaru bertema kisah hidup Isa Al Masih dalam versi Islam. Tokoh yang oleh umat Nasrani dipercaya sebagai messiah, anak Tuhan yang disiksa kaum Judah dan pengabar kedatangan Muhammad sebagai utusan terakhir, diperankan oleh Ahmad Soleimani-Nia, pria yang dipanggil Yesus tadi, ketika sang sutradara mengenalkan aktor utamanya kepada publik
“Saya berdoa untuk umat Kristiani. Mereka salah memahami. Suatu hari, mereka akan menyadari kebenaran cerita yang sesungguhnya,” ujar Nader saat diwawancarai oleh Los Angeles Times, April silam. Kini film Nader telah mengikuti seleksi di beberapa festival film Internasional dan dipasarkan secara meluas.

ImageUntuk menggarap film Jesus Spirit, Nader mengaku mengambil acuan dari naskah Al Qur’an dan ajaran Barnabas-yang oleh banyak pelajar Barat dianggap sekedar dongeng fabel era pertengahan. Premis yang diusung dalam film ini sudah bisa ditebak, Yesus ialah penyebar kasih sayang dengan mukjizat keajaiban, tapi tidak mati disalib dan tidak bangkit dari kematian. Nader memang ingin memberi pesan, jika Kristen, kepercayaan yang dianut lebih dari 2 milyar umat dan inti dari mayoritas filosofi barat ialah berdasar hal yang salah.

Nader yang tumbuh di Iran saat pemerintahan Shah Mohammed Reza Pahlevi menuturkan jika di tahun 1970 dirinya hijrah ke Amerika dan menimba ilmu di American University, Washington, DC dan Colombia University, New York. Ia mengaku menyaksikan momen-momen protes anti perang terhadap Vietnam dan mundurnya Richard Nixon, di Negara Paman Sam tersebut

Saat itu Iran masih menjadi sekutu Amerika. Status berubah di tahun 1979, ketika Ayatollah Ruhollah Khomeini memimpin revolusi Islam dan menempatkan ulama di pucuk pimpinan serta sempat menyandera 52 warga Amerika selama 444 hari.

“Saya kembali ke Iran dengan perasaan bahwa ada salah paham yang besar dari Barat tentang negara saya. Iran dipropaganda hitam,”ujar Nader

“Jika ada satu hal yang ingin saya lakukan dalam hidup ialah membuat film ini,” ungkap sutradara yang memenangkan penghargaan Dialog Antar Kepercayaan di Religion Today Film Festival, Italia, 2007 silam. “Saya tidak berkata Yesus tidak disalib. Tuhan yang melakukan. Itu semua ada di Al Qur’an. Film ini dibuat dengan keyakinan. Saya mencoba membuatnya seindah yang saya bisa,” imbuhnya


Ia sendiri berharap jika film 35-milimeter besutannya mampu memulai dialog antar agama. "Kita harus bergabung bersama dalam dunia informasi serba cepat, tidak untuk memberi pemahaman distorsi. Kita harus berkata, ‘Sudahkah anda melihat pintu ini untuk mengetahui kebenaran tentang Yesus,” ujar Nader

Beberapa warga Amerika telah ‘mengintip’ melalui pintu Nader. Film tersebut telah diputar empat kali di depan public Amerika dan baru-baru ini diseleksi untuk mengikuti Festival Film Philadelphia. Ia mengatakan jika sebenarnya banyak orang yang menerima dengan pikiran terbuka dan bahkan tergelitik dengan pertanyaan sejarah dan agama yang ditimbulkan.

Jesus Spirit ini nyaris dibuat selama sepuluh tahun. Ia keluar saat perdebatan keras retorika antara Washington dan Teheran dan pemisahan antara Islam dan Barat yang telah menghasilkan situs-situs online jihad, rekaman apokalipse di DVD, editorial kartun Nabi Muhammad, saw, dan terakhir rekaman Osama bin Laden yang menantang Pope Benedict XVI untuk “perang salib baru” melawan islam

Sejak dulu agama memang menjadi inti dari ketegangan antara Timur dan Barat. Kondisi tersebut diperparah dengan perang budaya yang lebih luas ketika simbol dan teks suci diserang dan dimanipulasi dalam internet, film dan TV kabel,. Film Belanda terbaru yang diproduksi golongan sayap kanan misalnya, membandingkan Al Qur’an dengan “Mein Kampf” milik Adolf Hitler. Film tersebut menggambarkan Islam sebagai agama kekerasan. Sebagai balasan, blogger asal Saudi memposting video yang menunjukkan jika Injil dapat dimaknai sebagai dokument strategi perang

Nader pun memahami jika Yesus versi filmnya berada di wilayah yang rentan dan sensitif. Seorang blogger Kristen dengan marah menuliskan jika banyak kesalahan dalam pemahaman sang sutradara akan Yesus dan Kekristenan. “Itu hanyalah salah satu propaganda Setan yang tidak memang tidak memiliki tujuan nyata dalam hidup,”

Durasi asli serial sepanjang 1000 menit ini diedit dalam format DVD kasar seharga $5 perkepingnya, dan TV Iran siap menyiarkan. Menyajikan tokoh Isa sebagai nabi yang menyampaikan ajaran agama, bergerak dalam cahaya lembut dan senandung khudus ditengah hiruk-pikuk kaummnya

Narasi dan dialog yang disajikan berdasarkan ajaran Islam dan Injil Barnabas, kitab terakhir—yang menurut sutradara—disembunyikan oleh otoritas gereja agar tidak mengganggu stabilitas iman umat Kristen.

Banyak pelajar mempercayai jika gospel atau ajaran Kristen,( tidak termasuk karya kanonik di awal Gereja Katholik) yang ditulis beberapa abad kemudian ialah turunan dari Barnabas. Kitab tersebut memang beririsan dengan cerita-cerita Mathius, Markus, Lukas, Yohannes namun tidak menulis keberadaan Yesus sebagai anak Tuhan.

Cerita Barnabas beresonansi dengan kaum Muslim yang mempercayai ajaran Al Qur’an jika, Isa lahir dari perawan, bukan Tuhan melainkan salah satu dari lima rasul besar.

Dalam film tersebut Nader juga menunjukkan jika Yesus bangkit menuju Surga sebelum prajurit Romawi mendatangi. Judas, salah satu murid Yesus yang berkhianat berubah mirip sang guru dan dialah yang disalib. Berdasar kepercayaan Islam, Yesus saat ini hidup dan akan kembali untuk mengalahkan iblis.

”Barnabas ialah mata rantai yang hilang, dan dunia masih belum siap untuk menerimanya kembali. Itu ialah bagian teks yang harus kita lihat dan kaji pula,” kata Nader,

Nia Sang “Yesus”
ImageDia ialah Muslim Iran yang sangat mirip dengan imej Yesus versi Hollywood bahkan versi Renaisan. Ahmad Soleimani-Nia telah memerani Tokoh Yesus selama tujuh tahun, memelihara rambut dan janggutnya tetap panjang

Melihat raut mukanya, Nia-begitu aktor utama ini kerap disapa sangat mirip bintang rock tahun 1970-an. Dia tidak pernah berakting sebelumnya, namun kulitnya yang terang dan sudut wajahnya yang tajam bercampur dengan ciri Timur Tengah, mampu menggabungkan estetika Barat dan spirtualitas Timur

Dalam kehidupan nyata, Nia tinggal di Tehran. Dia dulu adalah anggota tentara angkatan darat Iran dan menjadi ahli besi dalam Badan Energi Atom Iran, yang dituduh pemerintah Bush kedok bagi pengadaan senjata. Itu merupakan fakta ironi bagi masyarakat barat khususnya Amerika Serikat

Fakta ini mungkin mengganggu beberapa warga Amerika, terutama sayap kanan. Namun sepertinya tidak akan semengganggu pesan yang disampaikan oleh film itu sendiri, yaitu Yesus tidak disalib dan tidak bangkit dari kematian.

“Saya tidak pernah ingat mengapa saya begitu terlibat dengan peran ini,” kata Nia, pria yang lahir di bagian barat Iran dekat wilayah Kurdistan Irak. “Itu bermula ketika saya masih kecil, usia 7 atau 8 tahun. Saya melihat lukisan Leonardo da Vinci’s ‘Last Supper’ dan saya diidentikkan dengan Yesus. Dia selalu bersama saya sejak itu. Dalam lingkungan saya, dengan rambut panjang dan jenggot tebal, saya dianggap sebagai Yesus,”tuturnya.

Nader si sutradara sendiri sempat melontarkan canda ketika ia tengah mencari pemeran utama namun tak kunjung mendapatkan. Hingga suatu hari, asisten Nader menunjuk Nia di jalan dan berkata. “Aku temukan Yesus mu!”./itz/RioL

Merenung Tentang Poso



Hari Natal, 25 Desember 1998, bertepatan dengan hari ke-6 bulan Ramadhan 1419 H. Bagi umat Kristiani Indonesia, inilah perayaan Natal pertama “bebas” dari rezim Suharto yang selama 32 tahun membelenggu demokrasi. Begitu pun dengan umat Kristiani Poso. Mereka merayakan Natal ini dengan gembira.

Tapi apa yang dilakukan Roy Runtu di hari raya agamanya itu? Pemuda ini punya cara khusus. Dia merayakannya dengan menenggak beberapa botol minuman keras hingga mabuk.

Entah mengapa, Roy lalu mendekati Ridwan, seorang pemuda Muslim Poso yang tengah berpuasa dan sedang berada di dalam masjid. Tanpa peringatan apa pun, Obet yang sedang teler ini menyabetkan sebilah golok yang sudah berada di genggamannya ke tubuh Ridwan. Ridwan tentu melawan dan memanggil teman-temannya yang berada tak jauh dari tempat kejadian.

Roy terdesak lalu kabur ke komunitasnya. Sambil berlari, Roy berteriak bahwa dirinya dikeroyok para pemuda Islam yang ada di masjid. Dalam waktu singkat berkumpul dua kelompok saling berhadap-hadapan. Untunglah polisi segera datang dan kasus ini ditutup begitu saja.

Perdamaian ini ternyata semu. Enambelas bulan kemudian, 15 April 2000, pecah lagi keributan. Kali ini Cornelis Tibo memimpin Pasukan Kelelawar Merah menyerang Desa Muslim Kamayama dan membantai penduduknya. Tibo dan pasukannya juga menyerang Pondok Pesantren Walisongo di Sintuwu Lembah Poso dan membunuh ratusan Muslim besar kecil dengan cara yang sangat biadab. Ratusan mayat itu kemudian dilarungkan ke sungai dan dikubur secara massal.

Kejadian di atas merupakan awal dari Tragedi Poso yang berkepanjangan dan sampai hari ini belum juga tuntas.

Kezaliman Pemerintah

Ketika ratusan santri Walisongo dibantai di tahun 2000, Presiden Abdurrahman Wahid sama sekali tidak melakukan reaksi apa pun. Demikian pula ketika desa-desa Muslim diserang dan dihancur-leburkan, para ustadznya dibunuh, para perempuannya diperkosa, anak-anak kecil dan bayi dilemparkan hidup-hidup ke dalam api yang tengah berkobar, pemerintah pusat sama sekali tidak bereaksi apa-apa selain mengeluarkan pernyataan yang sama sekali tidak memiliki pengaruh apa pun.

Beda sekali ketika umat Islam menyerang balik. Ketika ada masjid dibakar pemerintah diam, namun ketika ada gereja dihanguskan atau pendeta dibunuh, maka dengan amat sigap pemerintah segera bereaksi dengan sungguh-sungguh. Peristiwa pengusutan terhadap pembunuh Pendeta Irianto Kongkoli, misalnya, reaksi pemerintah sangat cepat.

Ketika Muslim dibantai, dibiarkan. Tapi ketika umat Islam berada di atas angin dan musuhnya terdesak, maka pemerintah segera mengeluarkan berbagai kebijakannya seperti Perjanjian Malino dalam beberapa episode. Upaya pemerintah ini terkesan kuat bukan sebagai upaya mengakhiri tragedi dengan adil, tapi lebih terkesan sebagai upaya melindungi satu komunitas yang sebenarnya harus bertanggungjawab penuh atas tragedi Poso karena merekalah yang memulai.

Pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla—tokoh Golkar yang disebut-sebut banyak media memiliki perusahaan besar di Kota Tentena, sebuah kota pusat komunitas Kristen dekat Poso—yang ingin memutihkan semua tragedi Poso sebelum Malino I sungguh-sungguh melecehkan hukum. “Itu sama sekali tidak bisa diterima, sama saja dengan melecehkan hukum, “ ujar Koordinator Tim Pembela Muslim (TPM) Mahendradatta.

Ustadz Adnan Arsal, tokoh Muslim Poso yang tanpa lelah terus berjuang membela keadilan, saat bertemu Eramuslim di Jakarta Januari lalu mengatakan bahwa sikap pemerintah atas penyelesaian kasus Poso sangat aneh dan ganjil.

“Kondisi sekarang ini di mana rakyat banyak yang muak terhadap kehadiran polisi, bukan terjadi tanpa sebab. Ada sebab-sebab yang panjang yang terutama disebabkan oleh ketidakadilan yang diperlihatkan pemerintah dalam menangani kasus Poso, “ ujarnya lagi.

Baik Adnan Arsal, Mahendradatta, maupun Ketua PP Muhammadiyah Dien Syamsuddin, dan juga sejumlah tokoh lainnya seperti Ketua MPR Hidayat Nurwahid sepakat bahwa tindakan pemerintah pusat dalam menuntaskan kasus Poso belum maksimal. Salah satu contoh adalah pemutarbalikkan fakta tentang apa yang sesungguhnya melatar-belakangi Tragedi Poso.

Kasus Poso diawali dengan kasus kriminal yakni penyerangan yang disertai pembacokan yang dilakukan Roy Runtu terhadap pemuda Ridwan di masjid, lalu bertambah besar ketika Tibo cs dengan Pasukan Kelelawar Hitamnya membantai ratusan santri dan pengasuh Pondok Pesantren Walisongo di Sintuwu Lembah atas suruhan ke-16 orang yang telah dipaparkan Tibo sebelum kematiannya.

Namun yang terjadi kemudian adalah: Pemerintah dengan aparat keamanannya menetapkan orang-orang Islam sebagai DPO, semua DPO itu orang Islam, seolah orang Islam-lah yang harus bertanggungjawab atas terjadinya Tragedi Poso. Padahal yang sesungguhnya terjadi, umat Islam-lah korban dari Tragedi Poso.

“Inilah yang membuat Muslim Poso muak, “ tegas Adnan Arsal.

Yang Seharusnya di DPO-kan

Jika saja pemerintah mau bertindak adil—dan juga berani serta bernyali besar, bukan besar badan dan juga bukan besar gaji serta fasilitasnya—maka orang-orang yang harus diburu merupakan orang-orang yang memang harus dimintai pertanggungjawabannya.

Yang pertama tentu ke-16 nama provokator kerusuhan Poso seerti yang telah disebut oleh Tibo cs, yakni: Yanis Simangunsong, L Tungkanan, Eric Rombot, Mama Wanti, Luther Maganti, Drs. J. Santo, J. Kambotji, Drs. Sawer Pelima, Pendeta Renaldy Damanik, Paulus Tungkanan, Angki Tungkanan, Lempa Deli, Yahya Patiro (mantan Sekab Poso), dan sebagainya. Termasuk juga menelisik peranan Melly, isteri kedua konglomerat Taipan terkenal Eka Tjipta Wijaya (bos Sinar Mas group), yang pada awal-awal konflik Poso bergulir ia disebut-sebut sebagai salah seorang pemasok dana untuk pihak Kristen.

Dalam laporannya tentang Poso, majalah pekanan Al-Chairaat (Edisi 07/Tahun ke-29 Minggu II, Sept 2000), sepekan sebelum pecah kerusuhan Poso akhir Mei 2000, warga setempat melihat dua buah helikopter terbang rendah ke arah Tentena, sebuah basis Kristen, sekitar pukul 10:00 waktu setempat.

Helikopter itu membawa Melly bersama rombongan antara lain dua orang wanita dan seorang bule asal Belanda. Rombongan itu dibawa dengan mobil ke Debua, lalu ke Sangginora Poso Pesisir.

Di sana Melly, wanita kelahiran Malei Poso ini, menemui massanya. Kedatangan ibunda pengusaha Jimmy Wijaya itu ke Sangginora diembeli dalih mau mencari “anak tunggal”.

Selain itu, Tibo cs juga pernah mengungkap beberapa nama yang disebutnya dengan panggilan “jenderal” seperti jenderal H, jenderal R dan jenderal T. Jenderal H menurut pengakuan Tibo cs berperan sebagai aktor intelektual di balik pertikaian berdarah di Poso. Sebagaimana dikatakan oleh Kaditserse Polda Sulteng (ketika itu) Superintendent Andi Ahmad Abdi, usai pemeriksaan terhadap Tibo dkk, ia membenarkan nama H disebut-sebut sebagai dalang penyerangan kantong-kantong permukiman muslim di lima kecamatan dalam wilayah Kabupaten Poso, termasuk di Kota Poso sendiri.

Lalu tentu ada pejabat-pejabat daerah yang ikut bermain api. Ini pun harus diusut. Dan yang juga tak kalah penting adalah meminta pertanggungjawaban mantan Presiden Abdurrahman Wahid yang terkesan membiarkan kasus Ambon hingga merembet ke Poso, juga pengambil kebijakan di Densus-88 dan atasannya yang telah memerangi rakyatnya sendiri hingga menghilangkan nyawa belasan warga sipil yang bukan DPO.

“Jika ini terjadi di luar negeri, kasus itu sudah menjadi kasus pelanggaran HAM besar!” ujar Mahendradatta.

Yang juga harus di DPO-kan adalah para pengusaha dan pejabat di Jakarta yang membiarkan terjadinya peristiwa Poso, termasuk orang yang ingin memutihkan kasus pembantaian terhadap ratusan orang Islam sebelum Perjanjian Malino karena dia telah terang-terangan anti terhadap upaya penegakkan hukum yang berkeadilan.

Kita tentu setuju, siapa pun yang membuat rusuh Poso—tidak perduli apakah dia beragama Islam atau Kristen—harus diseret ke muka hukum.

Saat Kapolri Jenderal Sutanto dikonfirm soal tidak profesionalnya aparat kepolisian dalam kasus Poso, petinggi Polri ini berkomentar, “Setiap tindakan yang dilakukan anggota Polri selalu berpedoman kepada prosedur dan tahapan yang ada. Kita tidak bisa bertindak semaunya. Ini pedoman kita. “

Ketua Partai Damai Sejahtera (PDS) dr. Ruyandi Hutasoit, Sp. U. MA, dalam mencermati kasus Poso mengajak agar semua pihak melakukan introspeksi. Dengan kalimatnya sendiri, kepada sesama umat Kristen, Ruyandi mengatakan, “Kami mengajak umat Kristen baik di Poso dan di seluruh tanah air, menjadikan konflik Poso sebagai proses pembelajaran bahwa kekerasan bukanlah jalan ke luar mengatasi permasalahan karena pembalasan itu adalah hak Tuhan. Jadikanlah ajaran cinta kasih Yesus Kristus harus selalu melandasi sikap dan tindakan kita, agar peristiwa seperti ini tidak terulang lagi di mana pun dan kapan pun. Kami mengajak umat Kristen di Poso untuk tetap waspada dan menghindari daerah konflik dan menunggu bantuan keamanan. “

Sebuah seruan yang sejuk namun kurang sesuai dengan kenyataan. Karena di lapangan semua pihak sudah mengetahui bahwa sesungguhnya umat Islam-lah yang menjadi korban konflik, bukan pencetus konflik. Di Poso, selain menjadi korban kelompok Merah, umat Islam Poso juga menjadi bulan-bulanan aparat keamanan. Banyak bukti menunjukkan hal ini.

Terkait kasus penembakan yang dilakukan polisi pekan ketiga Januari lalu yang menewaskan belasan warga sipil yang bukan target DPO di Poso, Komnas HAM setelah melakukan penelusuran di lapangan menyimpulkan telah terjadi pelanggaran HAM di Poso yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

“Adanya sejumlah korban meninggal dalam peristiwa tersebut menunjukkan telah terjadi pelanggaran HAM, khususnya hak hidup yang tertuang dalam Pasal 9 (1) dan (2) UU No 39/1999 tentang HAM, “ kata Ketua Tim Pemantau Poso Komnas HAM, Zoemrotin K Susilo, dalam jumpa pers di Gedung Komnas HAM Jakarta, Rabu (31/1).

Kalla dan Bisnis

Salah seorang pejabat pusat yang sering menunjukkan sikap yang tidak wajar adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla. Beberapa saat setelah peristiwa penembakan Pendeta Irianto Kongkoli, dengan tegas Kalla menyebut kasus tersebut sebagai bagian dari terorisme.

Padahal kematian Kongkoli tidak begitu saja bisa dikaitkan dengan kalangan Islam Poso. Kongkoli adalah pendeta yang cukup kritis dalam memilah persoalan. Ketika diwawancarai Sinar Harapan (2/10/2006), Kongkoli dengan tegas menyatakan bahwa situasi rusuh di Poso sepertinya memang diciptakan oleh pihak ketiga yang mengambil manfaat dengan kondisi tidak menentu di Poso.

Dia menyebut kasus pelemparan granat di bekas Pos Penjagaan Brimob di Kelurahan Sayo, Poso Kota, 29 September 2006 dan berkata, “Kita tahulah, tidak mungkin ada warga sipil mempunyai peralatan militer seperti itu, apalagi pelontar granat. “ Jelas, ada pihak yang tersinggung dengan ucapannya ini.

Sikap Kalla yang lain adalah ketika terjadi penemuan mayat tiga siswi GKST Poso, 29 Oktober 2005. Menurut pengakuan Ustadz Adnan, Kalla langsung meneleponnya dan dengan nada sinis seolah sudah tahu siapa pembunuhnya. “Siapa yang membunuh!? Bukannya kamu di situ (Poso) banyak orang aliran keras, dan kamu tahu dengan kelompok pesantren Ngruki. Masak kamu tidak tahu? Berarti Anda sudah mengaku salah dong?”, kata Ustadz Adnan mengulang perkataan Kalla.

Tanpa bukti Kalla juga menuding bahwa pelaku pembacokan ketiga siswa SMUK GKST Poso pastilah perbuatan anak-anak binaan Ustad Adnan Arsal. “Siapa lagi yang potong-potong orang kalau bukan kalian. Siapa lagi yang membunuh kalau bukan orang yang berambisi masuk syurga!”

Setelah kejadian itu, Ustadz Adnan Arsal mengaku pesantrennya sering disatroni satgas anti teror Mabes Polri, baik berseragam maupun preman. Padahal, pondok pesantren yang dianggap radikal itu ternyata saat itu dihuni oleh 16 santri putri, 47 santri usia taman kanak-kanak, dan 65 santri putra seusia sekolah menengah pertama yang KTP saja belum punya. Untung saja bocah-bocah ini tidak ikut di DPO-kan.

Bocah-bocah santri pesantren Amanah kebanyakan berasal dari pondok pesantren Walisongo, Poso, yang diserang oleh Tibo cs di tahun 2000. Anak-anak kecil itu dengan susah payah lari menyelamatkan diri, masuk ke luar hutan, demi menjaga akidah dan kehormatannya dari kejaran pasukan Merah. Kini para santri itu dicurigai dan disamakan dengan teroris oleh orang yang seharusnya melindunginya.

Yang jadi pertanyaan adalah: Mengapa seluruh DPO yang dibuat polisi seluruhnya orang Islam? Mengapa Jusuf Kalla begitu reaksioner menyikapi banyak hal di Poso? Mengapa pemerintah dengan tiga presiden (Dur, Mega, dan SBY) tidak mampu untuk menegakkan hukum yang berkeadilan di Poso, melindungi rakyat yang tak bersalah dan bukan sebaliknya? Apakah mereka semua sudah siap mempertanggungjawabkan sikapnya di akherat kelak?

Lima Skenario ‘Wajah Kristen’ 1000 Tahun Mendatang


Gereja Kristen telah berubah dengan mantap dari waktu ke waktu. Gereja di tahun 1000 masehi tidak akan dikenali kalangan Kristen hari ini.

Suatu yang pasti, inti dari ajaran, kepercayaan dan nilai-nilai akan tetap tanpa perubahan, tapi banyak hal seperti tentang hidup sehari-hari, perspektif rohani, dan aktivitas seluruh gereja akan menjadi asing di masa depan. Seperti apa Gereja Kristen 1000 tahun yang akan datang?

Jika seorang pengaku Kristen dari tahun 1000 Masehi di bawa pergi ibadah pagi di gereja progresif abad 21, si penganut Kristen abad pertengahan itu mungkin tidak akan mengenali iman Kristiani begitu tulis Kevin Kelly dalam isu terbaru yang dimuat majalah Willow – sebuah publikasi dari gereja berpengaruh di Amerika Serikat, Willow Creek Community Church.

Jadi "masuk akal dan bertanggung-jawab jika mengharapkan perubahan di gereja Kristiani" di milenium mendatang, tulisnya.

Disamping akhir jaman akan terjadi pada periode kehidupan itu, Kelly mengemukakan lima skenario lainnya - atau cerita yang masuk akal mengenai seperti apa gereja 3000 Masehi.

Apalagi prospek ke-Kristenan di tahun 3000 masehi? Menurut Kelly, diantaranya adalah bergesernya pusat ke Kristen-an dari pusatnya di Yerusalem menuju Barat.

Inilah lima scenario “ke Kristenan” versi Kevin Kelly sebagaimana dimuat di Willow Creek Community Church.

Skenario Satu

Pusat ke-Kristenan akan terus bergeser ke Barat. Sejak jaman Kristus, pusat gravitas dari gereja Kristiani global secara mantap bergerak ke Barat dari pusatnya di Yerusalem. Ke-Kristenan telah berpindah ke Armenia, Yunani, Roma, kemudian ke Eropa, dan ke Barat lagi ke Amerika Utara dan Selatan.

Banyak laporan yang mengindikasikan bahwa pusat ke-Kristenan saat ini berada di Asia dan Afrika dimana populasi Kristiani meledak. Namun Kelly berkata itu tidak akan berhenti cukup disana.

"Jika pergerakan Barat bergerak seperti yang terjadi selama 2.000 tahun terakhir, pusat gravitas ke-Kristenan akan terus bermigrasi ke Barat mencapai Asia Timur dan Tengah. Misionaris-misionaris baru yang berbasis di Asia pada abad mendatang akan menjangkau orang tidak percata di tempat kelahiran ke-Kristenan."

Pada akhirnya, episentrum ke-Kristenan akan mengelilingi bumi dan tiba kembali di tempat dimulainya yaitu di Yerusalem.

Itu berarti, "jikalau ke-Kristenan di AS tidak berkurang piciknya dan lebih global, apa yang akan terjadi pada ke-Kristenan 500 tahun mendatang hanya akan menjadi pertunjukan sampingan," tulis Kelly. "Peristiwa utama akan terjadi di tempat lain di bumi."

Skenario Dua
Varietas Kristiani, termasuk jumlah pengakuan dan denominasi, akan terus berkembang. Denominasi Kristiani bertumbuh dari 500 pada 1800-an sampai 40.000 pada 2007, kutip Kelly.

Dan tampaknya tidak ada yang akan menghentikan deversifikasi itu.

"Saat ada 72 macam saus mustard di supermarket, pilihan diterima," tulisnya. "Tidak ada kekuatan utama yang nampak di budaya kita yang akan bekerja melawan meningkatnya varietas dalam pendekatan Kristiani."

Skenario Tiga
Gereja-gereja di luar arus besar ke-Kristenan akan bertumbuh paling cepat. Pertumbuhan terbesar yang diharapkan dari kelompok-kelompok marginal gereja seperti itu adalah kaum Mormon dan Amish. Akan tetapi, pertumbuhan itu bukannya tanpa kritik. Gereja-gereja ini akan --dan beberapa sudah-- dianggap sekte atau sesat oleh kaum ortodoks, kata Kelly.

Namun bagaimanapun juga, Kelly mengatakan "taruhan teraman pasti denominasi terbesar 1.000 tahun dari sekarang belum eksis saat ini."

Saat ini, gereja terbesar di Amerika Serikat adalah Gereja Lakewood di Houston, sebuah gereja nondenominasional yang memiliki 40.000 pengunjung tiap minggunya. Gereja itu didirikan pada tahun 1959.

Skenario Empat
Adanya mayoritas tantangan yang membanjiri - seperti aborsi, terapi sel induk (stem cell) dan pornografi - yang dihadapi ke-Kristenan milenium mendatang yang digerakkan oleh teknologi-teknologi baru. Kelly menunjuk bahwa tantangan-tantangan saat ini masih jinak jika dibandingkan dengan yang akan datang.

Dan seperti yang telah disaksikan Kristiani, generasi Kristiani berikutnya akan berbicara bahasa Facebook, YouTube, Wikipedia, Twitter dan SMS semudah orang Amerika berbicara bahasa Inggris saat ini.

"Tren jangka panjang adalah lebih banyak teknologi dalam budaya Kristiani; apa yang hilang, dan yang membutuhkan beberapa generasi untuk mensuplainya, adalah pengertian makna spiritual dari teknologi," tulis Kelly.

Skenario Lima
Sebagaimana budaya terus bergerak maju ke masa depan yang penuh pertanyaan dan keraguan, ke-Kristenan harus "mengembangkan praktek budaya pertanyaan positif, keraguan kudus yang aktif, dan artikulasi yang jelas mengenai apa yang kekal dan apa yang berubah," catatnya.

Praktek itu tampaknya tidak akan dikonstruksi oleh para teolog, kata Kelly, namun oleh para anggota gereja di dunia dalam bentuk sumbangan konteks media. Semacam "Gereja wiki."

Komunitas Kristiani semakin menyusut di Eropa sementara komunitas Islam terus berkembang. Dan sementara Islam berubah menjadi radikal dan militan di beberapa belahan dunia, Kelly juga menunjuk jutaan komunitas Islam moderat yang non militan.

"Dalam banyak isu sosial moderat Islam dan konservatif Kristiani memiliki persetujuan yang sama," katanya. "Mereka sama-sama orang dari buku. Keduanya sama-sama menghormati beberapa nabi yang sama. Mereka setuju terhadap beberapa isu-isu agama seperti doa, seksualitas, dosa dan keluarga.

"Jadi tidak mustahil untuk membayangkan Muslim dan Kristiani menjadi sekutu di perang budaya yang tidak terhindarkan di masa depan. Tidak lebih mustahil dari membayangkan Kristiani dan Yahudi akan menjadi sekutu seribu tahun yang lalu."

Kelly meramalkan 100 tahun dari sekarang, aliansi konservatif Kristiani-Islam bisa jadi kekuatan politik global yang serius. Tak jelas, siapa yang dimaksudkan dengan ‘aliansi konservatif Kristen-Islam’.

Sementara mungkin tidak ada dari lima skenario di atas yang akan terjadi, mereka dipresentasikan agar dapat memperoleh gambaran yang kuat mengenai tren saat ini, kata Kelly.

"Kadangkala dibutuhkan latihan untuk memperhitungkan ribuan tahun dari sekarang untuk melihat apa yang akan terjadi esok. Hanya dengan memperpanjang tren kita dapat melihat apakah itu akan terus berlangsung, atau bertahan di tengah tren-tren lain, atau jika itu akan memprovokasi kesadaran mengenai sebuah tren yang tidak kita lihat sebelumnya."

Sayangnya, Kelly tak begitu jelas menyebut, apakah yang dimaksud ‘Islam moderat’ yang dia anggap memiliki kecocokan dengan ‘konservatif Kristen’ itu adalah ‘Islam liberal’. Namun boleh jadi yang dimaksud nilai-nilai yang sama dalam isu agama dan penghormatan pada nabi itu adalah paham ‘pluralisme agama’.

Kewajiban Umat Islam terhadap Palestina

1. Memahami Kondisi dan Problematika Palestina
Kewajiban pertama yang paling fundamental bagi seorang muslim adalah memahami akar masalah Palestina (Al-Quds) bahwa masalah Palestina adalah masalah umat Islam. Perebutan kekuasaan yang terjadi di tanah suci itu bukan perebutan antara dua bangsa, Arab dan Israel. Tetapi, perang agama antara Islam dan Yahudi."Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik." [Al-Maidah (5): 82].Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik." [Al-Maidah (5): 82].Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka sampai ada seorang yahudi bersembunyi di belakang batu-batuan dan pohon-pohonan. Dan berkatalah batu dan pohon, wahai muslim, wahai hamba Allah, ini yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah ia; kecuali pohon gorqhod karena ia adalah pohon yahudi." (HR Muslim). (HR Muslim).

Masalah Palestina bukan hanya masalah bangsa Palestina dan bangsa Arab saja. Tetapi masalah seluruh umat Islam, bahkan masalah kemanusiaan secara keseluruhan. Atas dasar pandangan akidah inilah seluruh umat Islam wajib memahami kondisi dan permasalahan Palestina.

2. Mensosialisasikan Kondisi dan Problematika Palestina kepada yang lain.
Setelah memahami permasalahan dan kondisi Palestina, maka mereka harus mensosialisasikan pemahaman ini kepada seluruh umat Islam. Masih banyak umat Islam yang belum memahami kondisi dan permasalahan Palestina. Hal ini terjadi karena banyak sebab, di antaranya faktor lemahnya keimanan dan problematika yang dihadapi oleh umat Islam itu sendiri di seluruh dunia.Oleh karena itu setiap individu yang mengaku muslim harus memahamkan pada umat Islam yang lain di seluruh dunia bahwa masalah Palestina adalah masalah utama umat, dan masa depan umat akan sangat terkait dengan perjuangannya terhadap Palestina. Bahwa di Palestina ada Al-Masjid Al-Aqsa kiblat pertama umat Islam yang sedang terancam. Bahwa Rasulullah saw. memimpin shalat berjama'ah yang diikuti oleh para nabi dan rasul pada peristiwa Isra' yang merupakan pewarisan tanah Palestina pada umat Islam. Bahwa Umar bin Khattab r.a. menerima penyerahan kunci langsung Kota Palestina (Al-Quds).
3. Jihad dengan Harta
Kewajiban selanjutnya bagi umat Islam adalah berjihad dengan harta mereka. Umat Islam harus menyisihkan sebagian rezekinya minimal 1% untuk perjuangan Palestina. Karena jihad di Palestina sangat membutuhkan harta. Dan di sana juga banyak janda, anak yatim, anak sekolah, mahasiswa, orang yang kehilangan rumah dan pencaharian akibat konflik dan perang yang belum diketahui akhirnya. Semua itu sangat membutuhkan uluran tangan umat Islam lainnya yang mampu.
4. Jihad dengan Jiwa
Terdapat perbedaan mendasar dalam sifat perang di Palestina. Bila perang di Palestina dinyatakan sebagai perang antara dua bangsa atau dua negara, maka tidak boleh ada keterlibatan pihak lain di luar dua pihak yang bertikai tanpa ada permintaan untuk terlibat dari salah satu pihak yang berperang. Keterlibatan tanpa ada permintaan untuk terlibat berarti pelanggaran kedaulatan sebuah negara yang bertentangan dengan hukum internasional. Kenyataan yang terjadi adalah bahwa perang di Palestina adalah perang agama antara Islam dan Yahudi yang mengundang keterlibatan semua umat Islam dan kaum Yahudi di seluruh dunia, di setiap bangsa dan negara mana pun. Maka, hukum perang di Palestina adalah jihad fii sabiilillah yang diwajibkan atas setiap umat Islam di seluruh dunia sesuai dengan kondisi mereka di setiap tempat."Diwajibkan atas kalian berperang sedangkan kalian membencinya. Barangkali kalian membenci sesuatu, tetapi itu baik bagi kalian. Dan barangkali kalian menyukai sesuatu sedangkan itu buruk bagi kalian. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian tidak ketahui." [Al-Baqarah (2): 216][Al-Baqarah (2): 216] "Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa." [At-Taubah (9): 44]

[At-Taubah (9): 44]

Palestina adalah tanah waqaf umat Islam yang harus dipertahankan sampai kapan pun. Pembelaan kita terhadap Palestina bukan karena mereka orang-orang Arab, melainkan karena mereka adalah muslim dan karena Palestina adalah salah satu dari tiga tempat suci umat Islam yang dimuliakan Allah. Karena itu, permasalahan Palestina harus dijadikan konsentrasi utama umat Islam.

5. Doa
Dan kewajiban yang paling minimal yang harus terus dilakukan oleh setiap umat Islam adalah berdoa. Doa orang beriman kepada saudaranya tanpa sepengetahuan mereka adalah maqbul.

MENGAPA MUSIBAH SELALU MENDERA?.

ImageSesungguhnya kami memuji Allah Tabaraka wa Ta'ala atas apa yang telah Dia siapkan, berupa kesempatan yang baik ini. Yaitu, kami berkumpul di dalam kesempatan ini dengan ikhwan kami seagama dan dalam satu manhaj (jalan); mengikuti Kitabullah, dan Sunnah Rasulullah, serta pemahaman para Salaf yang shalih. Walaupun kita berada dalam batas geografi yang berbeda, dan tempat yang saling berjauhan, namun kemuliaan manhaj ini, kesempurnaan dan kebaikannya, tidaklah memecah-belah antar kita.

Maka, jadilah pertemuan ini dalam bagian sejumlah perjumpaan yang telah mengumpulkan kami bersama saudara-saudara kami di negara ini, sejak beberapa tahun yang lalu, lewat ceramah-ceramah dan kajian-kajian ilmiah bersama. Kami bersyukur kepada Allah Rabbil 'Alamin atas nikmat ini. Betapa berharganya kenikmatan ini.

Rasa terima kasih juga kami haturkan kepada orang-orang yang memiliki jasa (andil) yang diberkahi dalam mengatur dan menyiapkan pertemuan-pertemuan ini. Khususnya, saudara-saudara (panitia) atau Ta'mir Masjid Istiqlal yang telah memberikan kesempatan ini. Dan ini termasuk dalam bingkai saling menolong yang terpuji secara syar'i. Allah Ta'ala berfirman :

“Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa” [Al- Maidah : 2]

Maka kami ucapkan kepada mereka terima kasih yang banyak. Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Artinya : Orang yang tidak bisa berterima kasih kepada manusia, dia tidak akan bisa bersyukur kepada Allah” [1]

Karena itu, ungkapan syukur kita kepada orang yang berhak menerimanya [2], merupakan bentuk syukur kepada Allah. Allah Ta'ala berfirman:

“Artinya : Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu” [Ibrahim : 7].

Selanjutnya, syukur kita kepada Rabb kita, akan menambah nikmat Rabb kita kepada kita, dan memperbanyak karunia-Nya kepada kita. Allah Ta’ala berfirman :

“Artinya : Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)” [An-Nahl : 53]

Dan sebagaimana firman-Nya:
“Artinya : Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya” [An-Nahl :18]

ImageJauhnya jarak kita dari sikap syukur kepada Rabb, menjadi ukuran sejauh mana keburukan, celaka dan kesesatan serta perbuatan jelek yang melanda umat, sehingga Allah menimpakan adzab-adzab-Nya. Sebuah siksaan yang hampir-hampir tidak akan hilang, kecuali dengan kembali sepenuhnya kepada agama Allah, mensyukuri nikmat-Nya kembali, dan memperbaharui kepada keteguhan di atas perintah Allah Azza wa Jalla.

Karena, syukur nikmat merupakan sebab turunnya rahmat Allah, dan jalan menuju keridhaan-Nya. Sebaliknya, mengingkari nikmat menjadi faktor pencetus datangnya siksa dan merupakan jalan menuju kemurkaan-Nya. Selanjutnya, siksaan dan kemurkaan-Nya ini pasti akan menyebabkan umat menjadi lemah, terbelakang, dan terpuruk.

Orang yang melihat sembari merenung, dan orang yang memperhatikan sambil berpikir, akan menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa kondisi umat ini, umat Islam, pada zaman ini, berada dalam kehinaan dan tidak lurus. Umat Islam berada atau hampir berada di bagian belakang kafilah, setelah dahulunya mereka menjadi pengendali dan terdepan [3]. Padahal, umat Islam adalah umat yang memiliki harta kekayaan, sumber daya manusia, fasilitas-fasilitas, kuantitas yang banyak, dan potensi-potensi.

Akan tetapi, kemunduran masih terus terjadi, menjadi umat yang paling rendah, terlemah dan terburuk. Mereka dikuasai (musuh), seolah-olah pedang berada di atas leher (mereka). Apakah sebabnya? Apakah penyakitnya? Dan apakah obat penyembuhnya?

Tidak mungkin yang menjadi penyakitnya adalah karena sedikitnya harta, atau kekurangan sumber daya manusia, maupun sedikitnya sumber penghasilan. Karena, semua ini melimpah. Jadi, apakah sebenarnya penyakit umat ini? Adakah jalan untuk mengetahui obatnya, hingga bisa dimanfaatkan, dan digunakan, selanjutnya kita pun bisa keluar dari keadaan-keadaan yang berat dan susah ini, keadaan yang buruk, yang sedang menyelimuti umat ini dan hampir-hampir tidak bisa lepas darinya, kecuali dengan curahan taufik Allah Azza wa Jalla bagi umat ini.

Wahai saudara-saudara seagama,
Kenyataannya memang pahit. Sesungguhnya, ada beberapa sebab dan bermacam-macam penyakit, hal itulah yang menjerumuskan umat ke dalam musibah-musibah, bencana-bencana dan ujian-ujian ini. Umat tidak akan dapat keluar dan melepaskan diri dari semua musibah ini, kecuali dengan taufik Allah Azza wa Jalla , dengan tambahan karunia dan kenikmatan dari-Nya.

ImagePermasalahan besar seperti ini tidak mungkin diselesaikan secara parsial, hanya melalui seminar-seminar, ceramah, kajian, dengan satu atau beberapa kalimat. Semua ini kami sampaikan, untuk tujuan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, dalam rangka mengajak untuk berpegang teguh dengan tali Allah, dalam upaya menjalin ta'awun (saling menolong) di atas kebajikan dan takwa. Maka, kami ingin mengatakan sebagai peringatan, sesungguhnya sebab-sebab yang telah menjerumuskan umat ini ke dalam belitan bencana dan ujian ini banyak, bahkan sangat beragam. Akan tetapi, secara global bermuara pada dua bahaya besar yang telah menimpa agama umat ini. Padahal, agama merupakan sebab kelestarian umat ini, petunjuk bagi umat dalam menangani urusan mereka. Bila penyebab ini tiada, maka pengaruhnya pun sirna.

Saya hanya ingin menyebutkan dua penyakit saja, yang pertama adalah penyakit kebodohan, tidak mengerti din (agama); dan tidak mengetahui syari'at Rabbul 'Alamin. Saya akan menyebutkan sebagian dalil-dalil tentang hal ini, insya Allah.

Dalam Shahihain (dua kitab Shahih), Shahih Imam Bukhari dan Shahih Imam Muslim, dari sahabat yang agung, ‘Abdullah bin 'Amr bin al 'Ash, dia mengatakan: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu (dari manusia) secara langsung, tetapi Dia mencabut ilmu dengan mematikan ulama. Sehingga ketika tidak tersisa seorang 'alimpun, orang-orang mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh, lalu orang-orang bertanya kepada mereka, lalu mereka berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan” [4]

Mereka (para pemimpin yang bodoh itu) menjadi orang-orang yang sesat atas ulah mereka ini. Tidak hanya sampai di sini saja, bahkan mereka juga menjadi orang-orang menyesatkan. Jadi, petunjuk hadits ini begitu jelas, maknanya sangat gamblang, bahwa kedangkalan ilmu (agama) dan berkurangnya jumlah ulama (yang baik) termasuk penyakit terbesar dan penyakit terparah yang menimpa umat di halaman rumahnya sendiri, dan menimpa penduduknya, terutama cengkeraman musuh (atas diri kita).

Wahai saudara-saudaraku.
Sungguh, mengetahui penyakit ini akan membuat kita berhasil mengetahui inti dari permasalahan ini, sehingga kita akan memahaminya berdasarkan ilmu, agama, dan realita, untuk mengetahui penyakit dan obatnya; daripada mengkaji satu masalah yang tidak benar atau mengungkap sesuatu yang tidak sesuai fakta. Jika demikian, justru penyakit itu akan semakin parah, dan pemberian obatnya pun keliru. Dampaknya, umat tidak akan merasakan manfaatnya, bahkan musibah dan ujian akan semakin meningkat.

Ilmu syar'i (agama) yang sarat kebijaksanaan ini bukanlah ibarat hiburan, dan bukan pula perkara yang hukumnya sekedar mustahab (dianjurkan) saja. Akan tetapi hukumnya adalah fardhu 'ain (kewajiban individu) atas setiap muslim, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

“Artinya : Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap muslim”.
Dan tidak diragukan lagi, bahwa kata muslim (dalam hadits ini, Red.) mencakup laki-laki dan wanita. Oleh karena itu, ilmu syar'i merupakan tonggak umat, memiliki peran serta dan penjaga eksistensinya. Allah Ta'ala berfirman:

“Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”[Ar-Ra'd :11]

Sungguh, Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum, yang sebelumnya memiliki kemuliaan, ketahanan, kekuatan, dan memiliki peran, serta keteguhan, menjadi kaum yang lemah, penuh kekurangan, tercabik-cabik dan terpuruk, sampai mereka sendiri mau merubah keadaan yang ada pada diri mereka, yang berupa gejala-gejala buruk dalam menyikapi agama. Yang terburuk adalah kebodohan (terhadap agama), dan yang paling parah yaitu kedangkalan ilmu, sampai mereka kembali kepada masa lalunya yang mulia dan reputasinya terdahulu.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengisyaratkan kejadian ini, mengisyaratkan kepada kenyataan, yang tidak ada seorang pun yang menolaknya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Artinya : Sesungguhnya menjelang hari Kiamat terdapat tahun-tahun yang menipu, orang yang berkhianat diberi amanat, orang yang terpercaya dianggap khianat, orang yang berdusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, dan ruwaibidhah akan berbicara,” para sahabat bertanya,"Apakah ruwaibidhah, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab,"Seorang yang hina dan bodoh berbicara tentang urusan orang banyak".[5]

Seorang yang tafih/safih (hina, bodoh) ini, tanda dan sifat pertamanya adalah bodoh, tidak memiliki ilmu dan tidak memiliki pemahaman. Maka, marilah kita renungkan keadaan tabib (dokter) ini, dia mengobati orang lain, padahal dia sendiri sakit. Nabi n bersabda tentang tabib yang mengobati badan :

Barangsiapa mengobati, sedangkan dia (sebelumnya) tidak dikenal (dengan) keahlian dalam pengobatan, maka dia menanggung.[6].

(Jika ini berkaitan dengan masalah pengobatan jasmani, Red.), maka bagaimana dengan terapi pengobatan (yang berhubungan dengan masalah-masalah) agama? Bagaimana mereka ini (berani) mengeluarkan fatwa kepada umat, berupa fatwa-fatwa yang menenggelamkan umat dalam kelalaian dan menambah keterpurukannya, serta menghalangi dari sebab kebangkitannya?

Semua ini dilakukan atas nama ilmu, padahal demi Allah, itu merupakan kebodohan. Semua itu dengan disampaikan atas nama agama, padahal demi Allah, itu merupakan kelalaian. Semua itu dikatakan atas nama petunjuk, padahal demi Allah, itu merupakan kesesatan. Adakah setelah kebenaran selain kesesatan saja?

Dahulu, ketika para ulama membimbing dan memimpin, umat berada di atas kebaikan, umat berada di depan dan menjadi maju. Namun, ketika para ulama itu mengalami kemunduran, umat pun terpengaruh. Tatkala Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah memimpin, dan tatkala ilmi berada di puncak pimpinan, keadaan itu menyebabkan kemajuan duniawi.

Setiap orang mengetahui bahwa jihad Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah tidak hanya melalui penyebaran ilmu saja, dengan membantah ahli bid'ah dan ahli ahwa' (orang-orang yang melakukan bid'ah dan mengikuti hawa-nafsu), menyanggah orang-orang yang menyimpang dan orang-orang yang rusak keyakinannya. Akan tetapi, jihad beliau itu sangat kompleks dan luas. Beliau berjihad dengan pedang dan tombak, sebagaimana beliau berjihad dengan pena dan penjelasan. Inilah Syaikhul Islam, yang memimpin tentara, lasykar-lasykar Islam dan di front depan dalam pertempuran Syaqhab (ÔóÞúÍóÈõ) di Damaskus pada abad ke-8. Beliau rahimahullah memerangi musuh-musuh Allah, yaitu bangsa Tartar dan para pembela mereka yang hendak menyerang umat Islam di daerahnya sendiri. Beliau menghadang mereka dengan kuat, dengan sikap yang agung, yang besar, dan indah. Sejarah selalu menyebutnya dan mempersaksikannya, karena beliau rahimahullah memandang ilmu dengan setinggi-tingginya. Beliau bernaung di bawah bendera sulthan, dalam ketaatan kepada Allah, dan dalam perkara yang ma'ruf (baik). Bukan bertolak dari sekedar semangat yang kosong dan perasaan yang membinasakan, sebagaimana dilakukan oleh banyak orang yang mengaku ingin berjihad tanpa ilmu belakangan ini. Mereka ini tidaklah menegakkan ilmu dengan sebenarnya, tidak mengerti kedudukan ilmu dengan bentuk sebenarnya. Akibatnya, mereka sesat dan menyesatkan, walaupun dengan menamakan agama, walaupun dengan nama jihad, walaupun dengan nama syari'at; mereka ibarat jauh panggang dari api.

Sekarang telah datang Tartar yang baru (yakni orang-orang kafir Barat, Red.). Dewasa ini, mereka menyerang umat di halaman rumahnya sendiri. Mereka menyerang wawasan umat, sejarahnya, dan kemuliannya, serta menerjang negara-negara kaum Muslimin. Akan tetapi, umat ini -sangat disayangkan- belum bisa melahirkan Ibnu Taimiyah yang lain, tidak mampu memunculkan seorang ulama yang agung, yang disegani lagi cerdas, yang menempatkan hak kepada pemiliknya, dan mengagungkan kedudukan syari'at. Karenanya, umat terus-menerus tidak beranjak dari tempatnya, yaitu kelemahan dan kemundurannya, sampai Allah mengizinkan datangnya (kemuliaan) yang baru melalui sikap kembali secara kuat menuju manhaj Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. Tidak ada jalan ke arah sana kecuali dengan ilmu, kecuali dengan ilmu, kecuali dengan ilmu. Dan, hal ini tidak akan terwujud, melainkan dengan taufik Allah Azza wa Jalla . Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Artinya : Jika kamu bertakwa kepada Allah, Dia akan memberikan furqan (pembeda antara al haq dengan kebatilan) kepadamu” [Al-Anfal : 29]
“Artinya : Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya” [Ath-Thalaq : 4]

Oleh karena itu, ilmu merupakan batu pertama untuk melakukan ishlah (perbaikan), pada sebuah istana yang besar; yang pertama kali dimulai adalah dengan batu bata ini, agar ilmu agama ini menjadi asas yang menjadi landasan kebaikan manusia.

Akan tetapi, ilmu yang sedang kita bicarakan ini, dan selalu kita sampaikan, bagaimanakah ciri khasnya? Apakah tanda-tandanya? Apakah sebuah ilmu yang merujuk pikiran dan hawa nafsu belaka, berdasarkan persangkaan dan perkiraan semata, ataukah ilmu tersebut yang berasaskan al Kitab dan as-Sunnah?

Ilmu yang tegak di atas cahaya, petunjuk terbaik dan perilaku paling sempurna adalah ilmu yang telah disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda:

“Artinya : Aku telah tinggalkan pada kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnahku” 8]

Inilah ilmu yang dimaksud. Inilah cahaya-cahaya dan pengaruh-pengaruhnya. Dengan ilmu, kebodohan akan hilang. Seiring dengan sirnanya kebodohan, maka siang menjadi nampak, cahayanya bersinar, dan malam pun menghilang bersama dengan kegelapan dan kesuramannya.

Bukankah waktunya sudah dekat? Benar, demi Allah. Akan tetapi, hal ini menuntut adanya kebangkitan ilmiyah, jiwa perintis yang kuat, tidak berhenti dan tidak lemah dari diri kita. Membutuhkan kebangkitan ilmu yang tegak di atas Kitab Allah dan Sunnah Nabi.

Saudara-saudaraku seagama., demikianlah penyakit pertama, yaitu kebodohan. Sedangkan obatnya adalah ilmu.

Adapun penyakit kedua yaitu penyakit bid'ah, dan obatnya adalah Sunnah, penawarnya adalah ittiba` (mengikuti) Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman tentang beliau:

“Artinya : Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk” [An-Nur : 54]

Jadi, umat ini akan bisa meraih hidayah dengan ilmu yang berasaskan Sunnah, sehingga semua bid'ah bisa dijauhi dengan segala kotorannya, kesesatannya, dan kegelapannya. Inilah yang akan dibicarakan oleh yang mulia Syaikh Salim al Hilali pada pembahasan berikutnya.

Semoga shalawat, salam dan berkah dilimpahkan kepada Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keluarga beliau dan para sahabat beliau semuanya. Akhir perkataan kami adalah alhamdulillah Rabbil-'Alamin.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XI/1428H/2007. Disunting dari muhadharah di Masjid Istiqlal Jakarta, Sabtu, 22 Muharram 1428H/10 Februari 2007M, Diterjemahkan oleh Ustadz Abu Isma’il Muslim Al-Atsari]
__________
Foote Note
[1]. Hadist ini kami dapati dengan lafazh : “Barangsiapa tidak mensyukuri manusia, dia tidak mensyukuri Allah”. [HR Ahmad, Ibnu Abi Ashim, dan Ibnu Baththah, dari sahabat An-Nu’man bin Basyir. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Ash-Shahihah no. 6677]
[2]. Yaitu kepada orang yang telah berbuat baik kepada kita
[3]. Kafilah berasal dari bahasa Arab “Qafilah”, yaitu rombongan banyak orang yang bergerak pulang dari safar atau memulai safar. Rombongan ini membawa binatang tunggangannya, barang-barangnya dan perbekalannya. Maksudnya, bahwa kaum muslimin dahulu menjadi pemimpin bangsa-bangsa, namun sekarang terbelakang.
[4]. Hadits ini disampaikan oleh Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Asari –hafizhahullah- secara makna. Adapun sebagian lafazhnya yang termaktub dalam Shahih Al-Bukhari : “ Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dari hamba-hamba secara langsung, tetapi dia mencabut ilmu dengan meafatkan ulama. Sehingga ketika Allah pun tidak menyisakan seorang alim pun, lalu mereka itu ditanya, lantas berfatwa tanpa ilmu. Akibatnya, mereka sesat dan menyesatkan” [HR Bukhari, no. 100]
[5]. ]. Hadits ini disampaikan oleh Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Asari –hafizhahullah- secara makna. Adapun lafazh hadits yang kami dapati adalah, salah satunya : “ Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang menipu, orang yang berdusta dibenarkan, orang yang benar di dustakan, orang yang berkhianat diberi amanat, orang yang amanat dianggap khianat, dan Ruwaibidhah akan berbicara pada masa itu’. Beliau ditanya : ‘Apakah Ruwaibidhah?’ Beliau menjawab, ‘Seorang yang hina lagi bodoh (berbicara tentang) urusan orang banyak” [HR Ibnu Majah, no. 4036 dari Abu Hurairah. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani]
[6]. Yakni, menanggung jika ada kebinasaan atau semacamnya. HR Abu Dawud no. 4586, An-Nasai no. 4830, Ibnu Majah no. 3466. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani.
[7]. Syaqhab adalah nama desa kecil di dekat Damaskus, di perbatasan Hauran. Jaraknya dengan Damaskus adalah 37km. Dinukil dari Muqif Ibni Taimiyyah minal Asy’irah, hal.164
[8]. Hadits shahih lighairihi dengan penguatnya. Riwayat Malik 2/899, no. 1661 dengan lafzh : “Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya : Kitab Allah dan Sunnah NabiNya. Silahkan lihat At-Ta’zhim wal Minnah di Intisharis Sunnah, hal. 13-14, karya Syaikh Salim Al-Hilali.